Ibu ini Dikucilkan Anaknya Sendiri Di Gubuk Tua Karena Ibunya Bermata Satu
Letak Iklan google Ads
Ibuku hanya memiliki satu mata.
Hari-hariku memalukan dibutnya... Aku sangat benci, aku sangat tidak menyukainya.
Penjual gorengan, penjual jajanan di sekolah, Itu yang dia kerjakan terus menerus dengan tidak bosanya untuk mencukupi keluarga. Namun dia tega mempermalukan aku. Lagi asik bermain dengan teman tiba-tiba ia datang tanpa pengetahuanku yang membuat aku sangat malu dan aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.
Semenjak kejadian itu, akupun jadi bahan ejekan oleh teman-teman yang mengatakan.
Ternyata aku memiliki seorang ibu yang bermata satu. Aku tidak tahan dengan semua ini, aku sangat berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.
Aku pun mengatakan kepada ibu...
Ibu... kenapa kau tidak lenyab saja dari bumi ini? karena kamu aku jadi bahan ejekan teman-teman disekolah karena ternyata aku memiliki seorang ibu yang hanya memiliki mata satu.
Ibuku diam dan tak memberi respon.
Aku merasa tidak enak, namun di saat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini… Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu…Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ibuku sedang menangis di sana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.
Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjauh dari ibu dan menjadi orang sukses.
Hanya dengan sukses dan memiliki kehidupan pribadi yang membuatku tidak melihat ibu mata satu ini lagi. Kemudian aku bertekun belajar. Hari berganti bulan berganti tahun pun berganti kini aku melanjutkan sekolah ke Amerika. Disana saya bekerja keras dan ahirnya membuahkan hasil. Saya pun bekerja di perusahaan ternama yang membuat kebutuhan saya tercukupi. saya pun membeli rumah disana dan menikah dan kini saya lebih bahagia karena telah dikaruniai anak, Dan satu lagi tempat ini nyaman sekali dengan tidak adanya ibu bermata satu.
Suatu ketika…
Pintu rumah saya di ketuk... dan ternyata... oh ibu bermata satu ini lagi...
Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.
Aku bertanya dengan suara lantang padanya, "Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!! !? "Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku!.
Aku memakinya dan kukatakan seolah ini benar dan tidak mengenalinya.
PERGI DARI SINI!!
SEKARANG JUGA!!!?.
Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat ?"
Kemudian ia pun pergi meningglkan rumah ku dan aku pun menghampiri anakku yang ketakutan tadi.
Tenang nak, bapak sudah mengusir orang itu, mungkin orang itu adalah orang gila... Tapi sudah pergi jauh tidak usah takut lagi.
Aku melihat keluar, ibu mata satu itu tidak terlihatku... oh sykurlah Aku pun lega.
Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Amerika.
Saya pun rindu dengan teman-teman saya yang dulu waktu sekolah dan berharap melihat mereka seperti apa dan apa karir mereka saat ini.
Saya pun ahirnya menghadiri undangan tersebut. Setelah selesai menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku… Hanya sekedar ingin tahu saja.
Kulihat tempat ini tidak ada perkembangan, malah makin berantakan dengan tidak terurus. saya mencoba masuk kedalam gubuk tua ini, eh ternyata si ibu bermata satu itu lagi yang muncul disana. Dia tersungkur dilantai tanah gubuk tua itu, Saya perhatikan dia tidak mengeluarkan air mata namun Ia memegang selembar surat ditangannya… Saya penasaran dengan isi surat itu ternyata isiny adalah buat aku.
"Anakku sayang…
Tanpa kamu ingini lagi, aku rasanya sudah ingin mengakhiri dunia ini…
Dan… aku tidak akan datang ke amerika dengan sudah payah lagi…
Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu…
Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah . Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau …
Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.
Kau tahu anakku, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu…
Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan… Beberapa kali engkau memarahiku…
Aku berkata pada diriku, 'Ini karena ia mencintaiku …'
Setelah membaca isi surat tersebut, ia pun tersungkur dan menangis sambil memeluk ibunya. Ia selama ini tidak sadar dan tidak tahu, Bahwa Ibunya bermata satu karena telah memberikanya kepada anak yang ia sangt cintai. Ia pun meminta maaf kepada ibunya itu.
Saudara sekalian, Kadang-kadang kita tidak mengerti seberapa besar pengorbanan ibu kita selama kita hidup. Sehingga kita sering sepele bahkan tega memarahi ibu kita. Kita tidak tahu bahwa dengan sikap dan cara kita tersebut telah melukai hati ibu kita yang penuh dengan perjuangan bahkan setengah mati memperjuangkan kita. Ia tidak tahu malu, ia tidak tahu sakit hati, ia tidak tahu marah, ia tidak tahu lelah, Ia tidak peduli apapun yang terjadi terhadapnya ... yang ia tahu adalah mengasihi anaknya dan memperjuangkanya sampai titik terahir. Karena itu hargai dan hormatilah ibu (ortu) kita selama mereka masih hidup. Jangan sampai kita menyesal pada saat mereka meninggal, kita belum sempat membalas pengorbanan mereka. Dan selalu bawa mereka di dalam doa-doa kita. Letak Iklan google Ads
Hari-hariku memalukan dibutnya... Aku sangat benci, aku sangat tidak menyukainya.
Penjual gorengan, penjual jajanan di sekolah, Itu yang dia kerjakan terus menerus dengan tidak bosanya untuk mencukupi keluarga. Namun dia tega mempermalukan aku. Lagi asik bermain dengan teman tiba-tiba ia datang tanpa pengetahuanku yang membuat aku sangat malu dan aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.
Semenjak kejadian itu, akupun jadi bahan ejekan oleh teman-teman yang mengatakan.
Ternyata aku memiliki seorang ibu yang bermata satu. Aku tidak tahan dengan semua ini, aku sangat berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.
Aku pun mengatakan kepada ibu...
Ibu... kenapa kau tidak lenyab saja dari bumi ini? karena kamu aku jadi bahan ejekan teman-teman disekolah karena ternyata aku memiliki seorang ibu yang hanya memiliki mata satu.
Ibuku diam dan tak memberi respon.
Aku merasa tidak enak, namun di saat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini… Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu…Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ibuku sedang menangis di sana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.
Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjauh dari ibu dan menjadi orang sukses.
Hanya dengan sukses dan memiliki kehidupan pribadi yang membuatku tidak melihat ibu mata satu ini lagi. Kemudian aku bertekun belajar. Hari berganti bulan berganti tahun pun berganti kini aku melanjutkan sekolah ke Amerika. Disana saya bekerja keras dan ahirnya membuahkan hasil. Saya pun bekerja di perusahaan ternama yang membuat kebutuhan saya tercukupi. saya pun membeli rumah disana dan menikah dan kini saya lebih bahagia karena telah dikaruniai anak, Dan satu lagi tempat ini nyaman sekali dengan tidak adanya ibu bermata satu.
Suatu ketika…
Pintu rumah saya di ketuk... dan ternyata... oh ibu bermata satu ini lagi...
Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.
Aku bertanya dengan suara lantang padanya, "Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!! !? "Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku!.
Aku memakinya dan kukatakan seolah ini benar dan tidak mengenalinya.
PERGI DARI SINI!!
SEKARANG JUGA!!!?.
Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat ?"
Kemudian ia pun pergi meningglkan rumah ku dan aku pun menghampiri anakku yang ketakutan tadi.
Tenang nak, bapak sudah mengusir orang itu, mungkin orang itu adalah orang gila... Tapi sudah pergi jauh tidak usah takut lagi.
Aku melihat keluar, ibu mata satu itu tidak terlihatku... oh sykurlah Aku pun lega.
Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Amerika.
Saya pun rindu dengan teman-teman saya yang dulu waktu sekolah dan berharap melihat mereka seperti apa dan apa karir mereka saat ini.
Saya pun ahirnya menghadiri undangan tersebut. Setelah selesai menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku… Hanya sekedar ingin tahu saja.
Kulihat tempat ini tidak ada perkembangan, malah makin berantakan dengan tidak terurus. saya mencoba masuk kedalam gubuk tua ini, eh ternyata si ibu bermata satu itu lagi yang muncul disana. Dia tersungkur dilantai tanah gubuk tua itu, Saya perhatikan dia tidak mengeluarkan air mata namun Ia memegang selembar surat ditangannya… Saya penasaran dengan isi surat itu ternyata isiny adalah buat aku.
"Anakku sayang…
Tanpa kamu ingini lagi, aku rasanya sudah ingin mengakhiri dunia ini…
Dan… aku tidak akan datang ke amerika dengan sudah payah lagi…
Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu…
Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah . Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau …
Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.
Kau tahu anakku, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu…
Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan… Beberapa kali engkau memarahiku…
Aku berkata pada diriku, 'Ini karena ia mencintaiku …'
Setelah membaca isi surat tersebut, ia pun tersungkur dan menangis sambil memeluk ibunya. Ia selama ini tidak sadar dan tidak tahu, Bahwa Ibunya bermata satu karena telah memberikanya kepada anak yang ia sangt cintai. Ia pun meminta maaf kepada ibunya itu.
Saudara sekalian, Kadang-kadang kita tidak mengerti seberapa besar pengorbanan ibu kita selama kita hidup. Sehingga kita sering sepele bahkan tega memarahi ibu kita. Kita tidak tahu bahwa dengan sikap dan cara kita tersebut telah melukai hati ibu kita yang penuh dengan perjuangan bahkan setengah mati memperjuangkan kita. Ia tidak tahu malu, ia tidak tahu sakit hati, ia tidak tahu marah, ia tidak tahu lelah, Ia tidak peduli apapun yang terjadi terhadapnya ... yang ia tahu adalah mengasihi anaknya dan memperjuangkanya sampai titik terahir. Karena itu hargai dan hormatilah ibu (ortu) kita selama mereka masih hidup. Jangan sampai kita menyesal pada saat mereka meninggal, kita belum sempat membalas pengorbanan mereka. Dan selalu bawa mereka di dalam doa-doa kita. Letak Iklan google Ads
0 Response to "Ibu ini Dikucilkan Anaknya Sendiri Di Gubuk Tua Karena Ibunya Bermata Satu"
Posting Komentar
Berkomentarlah Sesui Topik.
Jangan Promosi donk Disini!!!!
Yang Melakukan Spammer Langsung Kami Hapus.
Terimakasih, Horas, Mauliate.