Bebaskan Aku di Tanahku Sendiri ( Puisi 17 Agustus hari kemerdekaan republik indonesia )
Letak Iklan google Ads
Kalai ini kita akan kembali membahas sebuh puisi. Puisi kali ini adalah puisi karya anak Medan dari Sumatera utara, Yang ditulis oleh Bernadi Napitupulu.
Sebagai seorang anak yang imajinatif dalam berbagai pengalaman, kekreatifannya dalam menulis puisi tidak lagi diragukan. Salah satu puisinya adalah berikut ini yang ditulis bedasarkan pengalamannya, yang mengisahkan betapa menekannya situasi saat bekerja yang dihiasi peraturan yang memaksa beliau untuk melawan situasi lewat puisi yang ditulisnya.
Bebaskan Aku di Tanahku Sendiri
Tanah yang dilimpahi banyak kesuburan
Tapi tak bisa menghasilkan apa-apa
Bisikan angin seakan-akan terdengar ketelingaku
Bahkan kicauan burungpun ikut menyuarakan
Rasa kasihan dan kesedihan yang aku alami
Ketertindasan yang menimpaku berkepanjangan
Dilahirkan di jaman modern
Tapi serasa di zaman nenek moyangku
Dimateraikan dengan kebebasan merdeka
Tapi dinobatkan dengan status budak
Dan bahkan dengan peraturan yang semakin menghimpit
Yang memaksaku kembali ke zaman rodi
Kapan...... Dan harus menunggu sampai kapan.....?
Hakku disamakan dengan mereka yang merdeka
Adakah di sana yang mempunyai telinga?
Yang mendengar jeritanku dengan sangat
Atau samakah mereka dengan penghuni dapur?
Punya sepasang telinga tapi tak bisa mendengar apa-apa
Mengapa...?
Dan mengapa kau tidak menghiraukanku?
Pemimpin yang kuanggap tempat berteduhku
Ternyata menyiramiku dengan asamnya kepedihan
Pemimpin yang kuanggap bijaksana
Ternyata hanya bijak bergaya pangku tangan
Bebaskan...... Bebaskanlah aku di tanahku sendiri
Bersegeralah dalam memberi uluran tanganmu
Sebab aku tidak mampu lagi ditekan sejuta kebijakan Kebijakan
yang hanya menguntungkan satu pihak
Tapi sungguh membuatku semakin menderita
Ini bumiku......
Biarkanlah aku menghiasinya dengan sejuta kebebasan
Ijinkan aku menikmatinya dengan penuh kehangatan
Hindarkan aku dari anggapan penindasan
Sebab maluku akan diejek oleh tetangga sebelah
Hujan uang tapi menekan kepalaku
dengan sangat Aku ingin kau menganggapku
Aku ingin kau mempedulikanku
Layaknya seperti anak, cucu dan cicitmu
Punya sejuta kebebasan penuh
Demikian sedikit puisi yang tercipta di hari kemerdekaan 17 Agustus. Puisi ini menyatakan tentang perasaan yang disakiti di wilayah sendiri. Punya tanah sendiri, Punya tempat tinggal sendiri namun serasa tinggal di kolom jembatan. Letak Iklan google Ads
Sebagai seorang anak yang imajinatif dalam berbagai pengalaman, kekreatifannya dalam menulis puisi tidak lagi diragukan. Salah satu puisinya adalah berikut ini yang ditulis bedasarkan pengalamannya, yang mengisahkan betapa menekannya situasi saat bekerja yang dihiasi peraturan yang memaksa beliau untuk melawan situasi lewat puisi yang ditulisnya.
Bernadi Napitupulu |
Bebaskan Aku di Tanahku Sendiri
Terpaan angin di saat aku kedinginan
Menghanyutkan aku di lamunan menanti kehangatan
Tanah
yang penuh dengan pohon kayu bakar
Tapi tak bisa kujadikan penghangat
Tanah yang dilimpahi banyak kesuburan
Tapi tak bisa menghasilkan apa-apa
Bisikan angin seakan-akan terdengar ketelingaku
Bahkan kicauan burungpun ikut menyuarakan
Rasa kasihan dan kesedihan yang aku alami
Ketertindasan yang menimpaku berkepanjangan
Dilahirkan di jaman modern
Tapi serasa di zaman nenek moyangku
Dimateraikan dengan kebebasan merdeka
Tapi dinobatkan dengan status budak
Dan bahkan dengan peraturan yang semakin menghimpit
Yang memaksaku kembali ke zaman rodi
Kapan...... Dan harus menunggu sampai kapan.....?
Hakku disamakan dengan mereka yang merdeka
Adakah di sana yang mempunyai telinga?
Yang mendengar jeritanku dengan sangat
Atau samakah mereka dengan penghuni dapur?
Punya sepasang telinga tapi tak bisa mendengar apa-apa
Mengapa...?
Dan mengapa kau tidak menghiraukanku?
Pemimpin yang kuanggap tempat berteduhku
Ternyata menyiramiku dengan asamnya kepedihan
Pemimpin yang kuanggap bijaksana
Ternyata hanya bijak bergaya pangku tangan
Bebaskan...... Bebaskanlah aku di tanahku sendiri
Bersegeralah dalam memberi uluran tanganmu
Sebab aku tidak mampu lagi ditekan sejuta kebijakan Kebijakan
yang hanya menguntungkan satu pihak
Tapi sungguh membuatku semakin menderita
Ini bumiku......
Biarkanlah aku menghiasinya dengan sejuta kebebasan
Ijinkan aku menikmatinya dengan penuh kehangatan
Hindarkan aku dari anggapan penindasan
Sebab maluku akan diejek oleh tetangga sebelah
Hujan uang tapi menekan kepalaku
dengan sangat Aku ingin kau menganggapku
Aku ingin kau mempedulikanku
Layaknya seperti anak, cucu dan cicitmu
Punya sejuta kebebasan penuh
By : Bernadi N
Demikian sedikit puisi yang tercipta di hari kemerdekaan 17 Agustus. Puisi ini menyatakan tentang perasaan yang disakiti di wilayah sendiri. Punya tanah sendiri, Punya tempat tinggal sendiri namun serasa tinggal di kolom jembatan. Letak Iklan google Ads
0 Response to "Bebaskan Aku di Tanahku Sendiri ( Puisi 17 Agustus hari kemerdekaan republik indonesia )"
Posting Komentar
Berkomentarlah Sesui Topik.
Jangan Promosi donk Disini!!!!
Yang Melakukan Spammer Langsung Kami Hapus.
Terimakasih, Horas, Mauliate.